← Back Published on

DUNIA KAFKA – HARUKI MURAKAMI

Menyelami Dunia Kafka dan Nakata 😍

Yeeiy! Akhirnya selesai juga membaca novel karya Haruki Murakami yang satu ini. Lama novel ini bertengger manis di lemari tanpa tersentuh sekalipun akibat kesibukan saya, hiks 😭. Dan ketika saya berhasil menyelesaikannya, terbitlah sesal kenapa tidak saya baca sedari dulu.

Serius, deh, Dunia Kafka layaknya magnet yang mampu menarik saya ke dunia Kafka dan Nakata. Saya benar-benar larut mengikuti perjalanan keduanya. Hingga tanpa terasa, saya menyelesaikan novel setebal ±600 halaman ini tanpa merasa lelah. Malahan, saya merasa bersemangat, hahaha 😆.
___________________________________________________________________________________
Dunia Kafka menceritakan tentang dua tokoh yang berlainan dunia dalam dua plot yang berbeda. Pada awalnya, tidak terasa adanya keterkaitan antara kedua plot, hingga menjelang akhir barulah terasa adanya keterkaitan.

Di satu sisi, novel ini menuturkan kisah Kafka Tamura, remaja yang kabur dari rumah untuk menghindari kutukan ayahnya serta untuk mencari ibu dan saudara perempuannya. Dalam petualangannya, ia menemukan tempat penampungan yang tenang di sebuah perpustakaan pribadi di Takamatsu. Kafka menghabiskan hari-harinya dengan membaca buku, hingga suatu ketika polisi menginterogasinya terkait dengan kasus pembunuhan brutal.

Sisi lain novel ini berkisah tentang Satoru Nakata, lelaki tua yang––berkat kemampuan luar biasanya––bekerja paruh waktu sebagai penemu kucing hilang. Pada suatu kasus, demi seekor kucing, ia membunuh seorang lelaki misterius. Kasus ini membawanya hengkang jauh dari rumahnya dan berakhir di jalanan hingga bertemanlah ia dengan sopir truk bernama Hosino yang membawanya menuju kota tempat pelarian Kafka.

Novel ini ditulis dengan gaya surealis dengan suguhan ihwal identitas, cinta, tragedi, takdir, dan pergulatan hidup.
___________________________________________________________________________________
Yup, benar, dengan banyak hal yang disuguhkan, novel ini jadi terasa begitu padat. Padahal, nih, awalnya novel ini tampak sederhana ketika menceritakan awal mula Kafka kabur dari rumah. Eh, lama-kelamaan kok ya sampai ke hal-hal yang berat seperti pembicaraan tentang Hitler hingga Beethoven dan kutipan-kutipan filsuf-filsuf ternama yang sulit dicerna.

Tentu saja hal tersebut memengaruhi alur cerita yang disajikan. Alur cerita menjadi tampak rumit. Apalagi ditambah dengan latar belakang tokoh––terutama Kafka––yang begitu njlimet. Tapi, saya berani jamin bahwa pembaca bakal memahami semua detail di seluruh bab. Jadi, gak perlu khawatir bakal bingung mengikuti alur cerita.

Pada awalnya, saya tidak begitu menyukai tokoh Kafka. Ia digambarkan sebagai bocah yang lemah karena selalu mengandalkan Bocah Bernama Gagak––yang merupakan alter egonya––dalam setiap keputusan yang diambil. Bagi saya, karakter Kafka tersebut tampak begitu membosankan. Saya pasti sudah skip, deh, bab-bab yang membahas tentang Kafka sejak awal bab kalau saja tidak ada interaksi dengan karakter-karakter lain, seperti Oshima.

Berkebalikan dengan bab-bab yang membahas Kafka, saya justru menyukai bab-bab yang membahas tentang Nakata. Peristiwa demi peristiwa yang dialami Nakata terasa begitu beragam dibandingkan dengan Kafka. Yah, tapi dengan catatan mengesampingkan metafora-metafora yang disuguhkan, ya. Soalnya, nggak semua metafora-metafora tersebut bisa saya pahami dengan baik.

Pada akhirnya, Murakami mengakhiri Dunia Kafka dengan konsklusi yang tidak jelas. Namun, bisa saja Dunia Kafka terbuka untuk ditafsirkan dari berbagai sudut pandang. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa sebenarnya Murakami sudah memberikan kesimpulan rinci melalui metafora-metafora yang disajikan. Jadi, tinggal pandai-pandainya pembaca saja menafsirkan metafora tersebut. Sayangnya, saya tidak begitu pandai menafsirkan metafora-metafora tersebut, hiks 😭.

Oleh karena itu, saya beri nilai 4 dari 5 manusia biru, deh!

___________________________________________________________________________________
NovelDunia Kafka karya Haruki Murakami ini memberikan pengalaman baru bagi saya. Tidak hanya tentang bertualang, namun tentang berbagai hal yang menjadi isu sosial di masyarakat Jepang. Jujur, ya, saya benar-benar menikmati berbagai hal yang disuguhkan.

Dan untuk bisa menikmatinya, cukup menerima peristiwa-peristiwa aneh yang disajikan tanpa perlu mempertanyakan lebih dalam. Sama seperti saya, hehehe 😁. Karena memang tujuan awal saya membaca Dunia Kafka ini untuk dinikmati terlebih dahulu.